Bukan Cita-cita

Berhubung lagi senggang, jadi bisa gue manfaatin keseharian gue yang sekarang. Bisa diasumsikan bahwa gue sedang masa-masa menunggu. Ya menunggu. Menunggu saat-saat dimana stase yang sekarang gue jalani dalam pendidikan profesi ners akan dimulai.
Setelah berlama-lama ngerasa keseharian gue udah cukup bebas, sebebas-bebasnya, akhirnya gue akan berkutat lagi dengan hal-hal yang berbau medis. Seperti: penyakit dan segala obat-obatan (dan itu sangat meresahkan habitat diotak gue). Bisa dibilang, apa yang gue jalani saat ini, cukup membuat kadar intensitas batin gue belum cukup welcome.  Tidak begitu bergejolak.
Udah lama banget pengen cuap-cuap di media seperti ini. Udah lama pengen mencurahkan segala ketidak-enakan apa yang gue jalani, yaa setidaknya setelah lulus SMA.
Jadi mumpung sedang on fire untuk menulis sesuatu yang bisa gue curahkan, gue bela-belain untuk mengisi waktu senggang dengan menulis. its me timeee!
Sewaktu gue masih kecil, yaa kira-kira umur 10 tahun gitulah, ortu gue menanyakan sesuatu ke gue: “Nak, nanti udah besar mau jadi apa?” jawaban gue: “mau jadi dokter!”. Dengan segala pemikiran gue yang belum cukup matang pada waktu itu, ya gue seakan berambisi banget dengan jawaban gue untuk menjadi seorang: Dokter!
Mungkin dengan jawaban seperti itu, para ortu yang mendengarkan anaknya mengatakan sebuah keinginan yang luarrrrbiasa seperti itu, sangat bangga! dan bahkan, bisa jadi prospek mereka kedepan untuk mengarahkan anaknya menjadi dokter! dan yang terjadi dari penjelasan gue diatas, itu beneran terjadi dikehidupan gue. IRONIS. Kenapa gue bilang ironis? karena disaat umur gue yang udah cukup, ya bukan cukup lagi sih, udah lebih cukup matang malah! (ini disaat gue udah mau menghadapi perguruan tinggi) gue udah bisa mengarahkan diri gue untuk menjadi apa gue nantinya.
Tapi, kenyataannya tidak demikian..
Waktu itu disekolah gue mengadakan expo selama tiga hari. Dan selama tiga hari itu juga, gue bingung dengan banyaknya universitas yang datang dari segala penjuru kesekolahan gue, untuk promosiin segala keindahan dan kecanggihan berbagai kampusnya. Sebenarnya ini jadi kesempatan untuk bisa memilih sendiri, dikampus mana gue bisa berkelana dipendidikan gue selanjutnya. Yes!
Hingga akhirnya dengan segala keinginan hati gue yang paling dalam, gue mencoba mendaftarkan diri di salah satu universitas, dimana yang katanya fakultas yang gue minati tersebut, cukup bagus! katanyaaaaa..
Nah ketika gue membicarakan hal ini kepada ortu, ternyata gak seperti yang gue harapkan. Karena yang gue harapkan saat gue menyampaikan apa yang udah gue lakukan, ortu gue bisa respect. Anggapan gue salah besarrrrrr! hmmm..lagi² apa yang menjadi ekspektasi gue tidak begitu bagus. Karena ortu gue ternyata menyarankan untuk mengambil jurusan yang gue tidak sama sekali minat, ketika pikiran gue mulai terbuka tentang diri gue menjadi apa nantinya. Dan jurusan yang orangtua gue sarankan adalah jurusan:keperawatan!
Berhubung gue masih dikategorikan anak yang cukup patuh dengan ortu, mau gak mau, suka tidak suka, gue jalani apa yang mereka inginkan. Dan sampe sekarang gue masih tetap menjalani, apa yang bukan menjadi cita-cita gue..

Tinggalkan komentar